KIR adalah salah satu ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Sukanagara (SMANRA) yang telah disahkan keberadaannya sejak tahun 1996. KIR didirikan dengan tujuan untuk menunjang kreativitas siswa dibidang ilmiah yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan untuk diri sendiri maupun lingkungannya.
Peminat ekstra kurikuler KL-KIR di SMA N 1 Sukanagara dapat dikatakan
rendah. Rendahnya peminat ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran para siswa
SMANRA terhadap pentingnya ilmu pengetahuan. Kebanyakan dari mereka lebih suka
pada bidang olahraga, seperti silat, karate, sepak bola, futsal, dan lain-lain.
Selain itu, banyak anak yang merangkap dalam eskul. Hal ini menandakan bahwa
siswa yang aktif dalam kegiatan di luar sekolah masih sedikit, sehingga bila
ada kegiatan beberapa eskul kekurangan anggota, seperti eskul KIR ini.
Walaupun peminat eskul KL-KIR ini sedikit, dilakukan oleh KIR seperti demo eskul,
pelatihan-anggotanya masih mampu untuk berkarya. Hal ini pelatihan, bahkan
wawancara yang dilakukan oleh salah ditunjukkan dengan suksesnya setiap acara
yang satu koran nasional. Selain itu, KIR yang diberi nama KL-KIR Protonema ini
juga mampu menemukan sebuah karya ilmiah, seperti pembuatan masker dari
sarerang kawung, daur ulang kertas, pembuatan kertas lakmus, dan percobaan
lainnya.
Kemampuan untuk berkarya ini membuktikan satu hal, bahwa rasa ingin tahu
dari anggota KIR SMANRA cukup tinggi. Banyak pertanyaan kritis yang muncul dari
para anggotanya, misalnya pertanyaan tentang mengapa api itu panas, dan zat
apakah api itu? Namun tingginya rasa ingin tahu ini tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Kurangnya alat praktikum di laboratorium menjadi kendala yang sangat berarti.
Bahkan KIR SMANRA ini tidak memiliki ruangan sendiri. Rangan yang dipakai oleh
KIR SMANRA adalah laboratorium sekolah yang memiliki fasilitas seadanya, bahkan
terkesan minim. Hal ini dapat terlihat dari sedikitnya kertersediaan zat-zat
kima. Kalaupun ada, kondisinya tidak terlalu bagus. Alat praktikumnya pun
sangat minim. Kekurangan ini menjadi suatu kendala bagi para anggota KIR untuk
melakukan sebuah eksperimen.
Banyaknya rencana kerja yang tidak terlaksana merupakan salah satu dampak
dari ketidaktersediaan alat praktikum. Sebenarnya anggota KIR SMANRA mampu
untuk menciptakan sebuah kreasi baru. Namum apa daya, keterbatasan alat dan
bahan menjadi penghalang yang amat berarti.
author : denia feby
author : denia feby
1 komentar:
lanjutkan
Posting Komentar