KEGIATAN KIR-SMANRA

Training para peneliti muda klkir dalam pembuatan manisan sayur dan buah di sman 1 sukanagara

KEGIATAN KIR-SMANRA

Training para peneliti muda klkir dalam pembuatan manisan sayur dan buah di sman 1 sukanagara.

KEGIATAN KIR-SMANRA

Training para peneliti muda klkir dalam pembuatan manisan sayur dan buah di sman 1 sukanagara

KEGIATAN KIR-SMANRA

Training para peneliti muda klkir dalam pembuatan manisan sayur dan buah di sman 1 sukanagara

KEGIATAN KIR-SMANRA

Training para peneliti muda klkir dalam pembuatan manisan sayur dan buah di sman 1 sukanagara

Sabtu, 20 Oktober 2012

KL-KIR SMANRA PROTONEMA



KIR adalah salah satu ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Sukanagara (SMANRA) yang telah disahkan keberadaannya sejak tahun 1996. KIR didirikan dengan tujuan untuk menunjang kreativitas siswa dibidang ilmiah yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan untuk diri sendiri maupun lingkungannya.
Peminat ekstra kurikuler KL-KIR di SMA N 1 Sukanagara dapat dikatakan rendah. Rendahnya peminat ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran para siswa SMANRA terhadap pentingnya ilmu pengetahuan. Kebanyakan dari mereka lebih suka pada bidang olahraga, seperti silat, karate, sepak bola, futsal, dan lain-lain. Selain itu, banyak anak yang merangkap dalam eskul. Hal ini menandakan bahwa siswa yang aktif dalam kegiatan di luar sekolah masih sedikit, sehingga bila ada kegiatan beberapa eskul kekurangan anggota, seperti eskul KIR ini.
Walaupun peminat eskul KL-KIR ini sedikit,    dilakukan oleh KIR seperti demo eskul, pelatihan-anggotanya masih mampu untuk berkarya. Hal ini pelatihan, bahkan wawancara yang dilakukan oleh salah ditunjukkan dengan suksesnya setiap acara yang satu koran nasional. Selain itu, KIR yang diberi nama KL-KIR Protonema ini juga mampu menemukan sebuah karya ilmiah, seperti pembuatan masker dari sarerang kawung, daur ulang kertas, pembuatan kertas lakmus, dan percobaan lainnya.
Kemampuan untuk berkarya ini membuktikan satu hal, bahwa rasa ingin tahu dari anggota KIR SMANRA cukup tinggi. Banyak pertanyaan kritis yang muncul dari para anggotanya, misalnya pertanyaan tentang mengapa api itu panas, dan zat apakah api itu? Namun tingginya rasa ingin tahu ini tidak didukung  oleh sarana dan prasarana yang memadai. Kurangnya alat praktikum di laboratorium menjadi kendala yang sangat berarti. Bahkan KIR SMANRA ini tidak memiliki ruangan sendiri. Rangan yang dipakai oleh KIR SMANRA adalah laboratorium sekolah yang memiliki fasilitas seadanya, bahkan terkesan minim. Hal ini dapat terlihat dari sedikitnya kertersediaan zat-zat kima. Kalaupun ada, kondisinya tidak terlalu bagus. Alat praktikumnya pun sangat minim. Kekurangan ini menjadi suatu kendala bagi para anggota KIR untuk melakukan sebuah eksperimen.
Banyaknya rencana kerja yang tidak terlaksana merupakan salah satu dampak dari ketidaktersediaan alat praktikum. Sebenarnya anggota KIR SMANRA mampu untuk menciptakan sebuah kreasi baru. Namum apa daya, keterbatasan alat dan bahan menjadi penghalang yang amat berarti.

author : denia feby 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More